Selasa, 30 November 2010

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

1. Ilmu Pengetahuan

Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhan karena bermacam macam pandangan dan teori, diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu, melainkan mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar benar objektif, terlepas dari prasangka pribadi yang bersifat subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi empat hal :

a. Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif

b. Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi.

c. Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu

d. Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali

2. Teknologi

Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi.

Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki cirri cirri sebagai berikut :

a. Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional

b. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah

c. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis

d. Teknis berkembang pada suatu kebudayaan

e. Monisme

f. Universalisme

g. Otonomi

3. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Masyarakat seperti nilai dan moral, sebab kurangnya kendali demikian konsekuensinya jauh lebih buruk. Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :

1. Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti criteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.

2. Pada tingkat konsekuensi social, penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuan social dari berbagai disiplin ilmu.

4.) Kemiskinan

Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki cirri cirri sebagai berikut :

a. tidak memiliki factor produksi sendiri

b. Tidak memiliki kemungkinan untuk meperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri

c. Tingkat pendidikan mereka rendah

d. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas

e. Banyak yang hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan

Kalau kita menganut teori fungsionalis dari statifikasi, maka kemiskinan pun memiliki sejumlah fungsi yaitu :

1. Fungsi Ekonomi

2. Fungsi Sosial

3. Fungsi Kultural

4. Fungsi Politik

Walaupun kemiskinan mempunyai fungsi, bukan berarti menyetujui lembaga tersebut, tetapi karena kemiskinan berfungsi maka harus dicarikan fungsi lain sebagai pengganti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar