Minggu, 15 Juni 2014

Tugas 3 (Softskill)

I. Jenis - jenis profesi di bidang IT
a. IT Support Officer
Mahir Windows System, Linux System, Networking, Troubleshooting, mampu bekerja dalam individu / tim, memiliki motivasi kerja yang tinggi, energik, dan kreatif, ulet dan pekerja keras, Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

b. Network Administrator
kualifikasinya ialah D3 / S1 bidang Ilmu Komputer. Usia 25-30 tahun. Pengalaman di bidang IT Network / Network Administrator 2-3 tahun. Memahami LAN, WAN, Mailserver, PDC/BDC, Linux / Free BSD. Menguasai Linux Redora Server. Menguasai secara mendalam win2000 administration tool. Mengikuti perkembangan TI terkini. Memiliki motivasi kerja yang tinggi, energik, dan kreatif. Mampu berbahasa inggris aktif, lisan maupun tulisan.

c. Delphi Programmer
kualifikasi untuk profesi ini adalah S1 Teknologi Informasi. Usia 22-26 tahun. Mampu berbahasa inggris aktif, lisan maupun tulisan. Mengerti dan memahami SQL Command, Oracle database, MySQL dan MSSQL Server. Mempunyai karakter dan attitude yang baik. Mampu bekerja dengan supervisi yang minim. Mampu bekerja dalam Tim. GPA min. 2,75. Pengalaman 0-2 tahun.

d. Network Engineer
kualifikasinya ialah S1 bidang Informatika. Pengalaman kerja sebagai Network Engineer. Memiliki sertifikasi setara Network Engineer (CCNA). Menguasai dan wajib berpengalaman minimal 1 tahun mengelola LAN. Mengerti hardware (PC, Printer, Hub, dll). Menguasai MS Windows, Linux dan Office. Menguasai PC Remote misal PC Anywhere atau lainnya.

e. IT Programmer
memiliki kualifikasi, Lulusan S1 Teknologi Informasi. Menguasai PHP, Java, OOP, MySQL, VB. NET/C#, C++. Pengalaman min 2 tahun. Mampu berbahasa inggris aktif, lisan maupun tulisan. Usia 20-30 tahun. Mampu melakukan Presentasi. Dapat bekerja dalam Tim.

f. System Analyst
memiliki kualifikasi, Pendidikan min S1. Pengalaman di bidangnya min 3 tahun. Usia maksimal 40 tahun. Mahir membuat software database windows / web sesuai kebutuhan perusahaan, pengolahan, dan maintenance database. Pengalaman mendevelop Business Intelligence/Datawarehouse/OLAP adalah sustu nilai tambah. Jujur, bertanggung jawab, cepat belajar hal-hal baru, ramah, berorientasi customer service.

g. Web Designer
orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.

h. Systems Engineer

i. ERP Consultant

j. Bussiness Development Manager

II. Deskripsi Kerja Profesi di bidang IT
a. Job Description IT Support Officer
Menguasai bahasa pemrograman AS/400 atau IT product development dan networking komunikasi data atau metodologi pengembangan aplikasi (SDLC, waterfall) dan project management. Sedangkan tanggung jawabnya ialah menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT. Membeli hardware IT, software dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut. Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware & software Windows & Macintosh, peralatan termasuk printer, scanner, hard-drives external, dll. Korespondensi dengan penyedia jasa eksternal termasuk Internet Service Provider, penyedia jasa Email, hardware, dan software supplier, dll. Mengatur penawaran harga barang dan tanda terima dengan supplier untuk kebutuhan yang berhubungan dengan IT. Menyediakan data / informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan department regular

b. Job Description Network Administrator
Tugas dan tanggung jawab antara lain maintain dan perawatan jaringan LAN. Archive data. Maintain dan perawatan computer

c. Job Description Delphi Programmer
Tanggung jawab dari pekerjaan ini yaitu menguasai bahasa pemrograman Borland Delphi. Berpengalaman dalam database programming. Mengerti multi tier programming dan object oriented programming

d. Job Description Network Engineer
Menguasai database (SQL Server) merupakan nilai tambah, sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab adalah Maintenance LAN dan Koneksi Internet. Maintenance hardware. Maintenance database dan file. Help Desk. Inventory.

e. Job Description IT Programmer
Tanggung jawab pada profesi ini adalah ambil bagian dalam pengembangan dan integrasi perangkat lunak. Mengembangkan secara aktif kemampuan dalam pengembangan perangkat lunak. Menerima permintaan user untuk masalah-masalah yang harus diselesaikan. Menyediakan dukungan dan penyelesaian masalah konsumen baik untuk konsumen internal maupun eksternal. Bertanggung jawab atas kepuasan terkini pelanggan. Melakukan tugas-tugas yang berkaitan dan tanggung jawab yang diminta, seperti dalam sertifikat dan menuruti rencana dasar perusahaan untuk membangun kecakapan dalam portfolio pruduk IBM. Mengerjakan macam-macam tugas terkait seperti yang diberikan Membentuk kekompakan maksimum dalam perusahaan bersama dengan rekan-rekan dalam perusahaan

f. Job Description System Analyst
mampu bekerja mandiri dengan minimal supervisi maupun sebagai tim. Menguasai pemrograman visual windows dan web, programming (NET, VB, Delphi, PowerBuilder, Clarion, dll) dan konsep RDBMS (SQL Server/Oracle/MySQL/ASA, dll)

g. Job Description Web Designer
1. Membuat design layout dan user interface dari website baik secara umum maupun spesifik untuk fitur-fitur     tertentu
2. Membuat design website element yang digunakan sebagai resource UI dari website
3. Bertugas melakukan konversi desain dari format gambar menjadi halaman website siap pakai dalam
    format HTML, XHTML atau format lain lengkap dengan stylesheet yang digunakan
4. Membuat stylesheet atau CSS dari website
5. Memelihara dan menjaga konsitensi desain interface dari website untuk beberapa browser yang berbeda

h. Job Description Systems Engineer
menyediakan rancangan sistem dan konsultasi terhadap pelanggan, memberikan respon terhadap permintaan technical queries serta dukungannya, dan melakukan pelatihan teknis ke pelanggan dan IT administrator.

i. Job Description ERP Consultant
memberikan nasehat teknis ataupun fungsional pada implementasi solusi ERP, dan harus mempunyai beberapa pengetahuan tertentu dalam rangka memetakan proses.

j. Job Description Bussinerss Development Manager
secara umum mengetahui kebutuhan akan pelanggan, memiliki ketajaman yang diperlukan dalam menopang dan menguntungkan bisnis, serta mempunyai kemampuan luas yang mampu menyerap dan berkomunikasi jelas tentang bisnis kompleks serta konsep teknologi.

III. Standar Profesi di Indonesia & Regional
Berdasarkan perkembangan Teknologi Informasi secara umum, serta kebutuhan di Indonesia serta dalam upaya mempersiapkan diri untuk era perdagangan global. Beberapa usulan dituangkan dalam bab ini. Usulan-usulan tersebut disejajarkan dengan kegiatan SRIG-PS (SEARCC), dan IPKIN selaku perhimpunan masyarakat komputer dan informatika di Indonesia. Juga tak terlepas dari agenda pemerintah melalui Departemen terkait.


Gambar Implementasi Standardisasi Profesi bidang TI di Indonesia

Langkah-langkah yang diusulan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
  • Penyusunan kode etik profesional Teknologi Informasi
  • Penyusunan Klasifikasi Pekerjaan (Job) Teknologi Informasi di Indonesia
  • Penerapanan mekanisme sertifikasi untuk profesional TI
  • Penerapan sistem akreditasi untuk Pusat Pelatihan dalam upaya Pengembangan Profesi
  • Penerapan mekanisme re-sertifikasi

Promosi Standard Profesi Teknologi Informasi
Beberapa rencana kegiatan SRIG-PS pada masa mendatang dalam upaya memasyarakatkan model standardisasi profesi dalam dunia TI adalah :
  • Distribusi dari manual SRIG-PS di SEARCC"96 di Bangkok.pada bulan Juli 1996
  • Promosi secara ekstensif oleh para anggota dari 1996-1997
  • Presentasi tiap negara yang telah benar-benar mengimplementasikan standard yang berdasarkan model SRIG-PS, pada SEARCC'97 di New Delhi. Ini merupakan penutupan phase 2 dari SRIG-PS.

Rencana strategis dan operasional untuk mempromosikan implementasi dari rekomendasi SRIG-PS di negara-negara anggota SEARCC.

Gambar Promosi model SRIG-PS

Promosi ini memiliki berbagai sasaran, pada tiap sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah berbeda-beda.

Pemerintah, untuk memberi saran kepada pemerintah, dan pembuat kebijaksanaan dalam bidang TI dalam usaha pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
Pemberi Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi kerja tetang nilai-nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota melihat nilai-nilai snatndar dalam profesi dak karir mereka.
Insitusi dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional di regional ini dalam Teknologi Informasi.
Masyarakat Umum, untuk menyadarkan umum bahwa Standard Profesional Regional adalah penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.

Untuk mempromosikan model standardisasi dalam dunia TI ini, SEARCC memiliki berbagai perencanaan kampanye antara lain :
  • Publikasi dari Standard Profesional Regional diterbitkan di seluruh negara anggota
  • Presentasi secara formal di tiap negara anggota
  • Membantu implementasi standard di negara-negara anggota
  • Memonitor pelaksanaan standard melalui Himpunan/Ikatan nasional
  • Melakukan evaluasi dan pengujian
  • Melakukan perbaikan secara terus menerus
  • Penggunaan INTERNET untuk menyebarkan informasi mengenai standard ini

Untuk mengimplementasi promosi di Phase 2, SRIG-PS memperoleh dana bantuan yang akan digunakan untuk :
  • Biaya publikasi : disain, percetakan dan distribusi
  • Presentasi formal di negara anggota
  • Membantu implementasi standar di negara anggota
  • Pertemuan untuk mengkonsolidasi, memonitor, dan bertukar pengalaman
  • Pembentukan Standar Profesi Teknologi Informasi di Indonesia

Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model standard untuk Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan menjadi standard kompetensi untuk profesioanal dalam Teknologi Informasi.

Persetujuan dan pengakuan dari pemerintah adalah hal penting dalam pengimplementasian standard di Indonesia. Dengan demikian, setelah standard kompetensi diformulasikan, standard tersebut dapat diajukan kepada kepada Pemerintah melalui Menteri Tenaga Kerja. Selain itu standard tersebut juga sebaiknya harus diajukan kepada Menteri Pendidikan dengan tujuan membantu pembentukan kurikulum Pendidikan Teknologi Informasi di Indonesia dan untuk menciptakan pemahaman dalam pengembangan model sertifikasi.

Untuk melengkapi standardisasi, IPKIN sudah perlu menetapkan Kode Etik untuk Profesi Teknologi Informasi. Kode Etik IPKIN akan dikembangkan dengan mengacu pada Kode Etik SEARCC dan menambahkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Selanjutnya, mekanisme sertifikasi harus dikembangkan untuk mengimplementasikan standard kompetensi ini. Beberapa cara pendekatan dari negara lain harus dipertimbangkan. Dengan demikian, adalah penting untuk mengumpulkan mekanisme standard dari negara-negara lain sebelum mengembangkan mekanisme sertifikasi di Indonesia.

Sumber:
1. http://www.rey1024.com/2011/05/jenis-jenis-pekerjaan-bidang-it/
2. http://gozarago.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-standar-profesi.html
3. http://wahyuprasetyo89.wordpress.com/2011/05/10/standar-profesi-acm-dan-ieee/

Rabu, 30 April 2014

Fenomena penonton bayaran

Beberapa tahun terakhir dunia pertelevisian Indonesia berkembang begitu pesat. Muncul berbagai macam kanal televisi baru dengan beragam tayangan dan target penonton yang berbeda-beda.  Seiring dengan fenomena tersebut, muncullah celah bisnis baru yang cukup menggiurkan. Bermacam-macamnya acara televisi yang ada, membuat pihak televisi sebagai pemilik acara terutama acara yang membutuhkan banyak penonton berkepentingan memastikan bahwa acaranya tersebut tidak akan nampak garing dan tidak menarik di mata pemirsanya. Pihak televisi tentu mengalami kesulitan menarik penonton untuk secara sukarela datang menyaksikan acara mereka yang tayang secara rutin kecuali jika acara tersebut memang benar-benar memiliki daya tawar luar biasa di mata para pemirsanya. Hal inilah yang secara tidak langsung telah menciptakan peluang bisnis tersendiri bagi orang-orang yang memang memiliki mata jeli. Orang-orang yang jeli tersebut kemudian menjadi supplier bisnis penonton bayaran yang demandnya semakin hari semakin tinggi. Kini, bisnis penjaja penonton bayaran pun juga ikut berkembang pesat.

Para penonton bayaran kini semakin marak hadir di berbagai macam acara televisi. Pada acara lawak, merekalah yang duduk manis sambil tertawa terpingkal-pingkal dengan volume suara di atas normal entah saat scene acara lawak tersebut benar-benar lucu ataupun hanya sekadar dipaksa menjadi nampak lucu di mata mereka. Mereka harus menghidupkan suasana. Ya kali acara lawak nggak ada yang ketawa bisa berabe, kan?
Pada acara musik, mereka lah yang bergoyang sambil melambai-lambaikan tangannya saat para biduan melantunkan lagunya. Sesekali mereka tertawa saat ada momen-momen yang harusnya bisa memancing tawa demi mendukung para pembawa acara yang mencoba melawak. Sekali lagi agar si pembawa acara tidak kehilangan muka kalau-kalau lawakannya ternyata garing dan gagal memicu tawa.

Fenomena penonton bayaran ternyata juga tidak hanya menimpa acara-acara televisi sepi penonton, namun acara yang memiliki daya tarik luar biasa pemirsa hingga untuk masuk saja harus menggunakan tiket dan antre berjam-jam semisal YKS. Kalau Anda pernah menyimak, YKS pun juga menggunakan penonton bayaran. Mereka seringkali duduk terdepan di depan stage para pelakon acara YKS, atau juga disamping-samping para pelakon. Merekalah yang tertawanya paling kentara, entah saat lelucon para pelakon itu lucu ataupun tidak. Koordinatornya adala Ely Sugigi, pelawak yang kini telah menjelma sebagai salah seorang pengusaha penonton bayaran tersebut. jadi jangan heran kalau dia sering joget-joget di YKS meski tidak diundang tampil sebagai bintang tamu, sebab ia memang sang koordinator para penonton bayaran tersebut.

Fenomena penonton bayaran menurut saya cukup unik. Saya tidak tahu persis, apakah mereka yang direkrut sebagai penonton bayaran adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan ataukah mereka yang sudah memiliki pekerjaan namun hanya sekadar ingin menambah uang saku belaka. Tapi yang membuat saya juga heran, tampilan  mereka terkadang tidak kalah necis dengan para pengisi acara. Pertanyaannya sekarang, berapa upah mereka sehingga sehingga bisa tampil borjuis senacam itu? Mendengar celotehan para pengisi acara yang kadang ‘menyenggol’ para penonton bayaran tersebut, upah mereka di kisaran Rp 25.000. Namun, dari beberapa artikel yang saya baca, upah standar mereka sekitar Rp 30.000, untuk mereka yang memiliki paras yang cantik atau tampan bayaran mereka bisa mencapai Rp 60.000. Selain itu, dari artikel yang saya baca pula terdapat anak-anak alay yang rela hanya sekadar dibayar dengan nasi kotak asalkan bisa tampil di televisi. Miris.

Seluk-beluk tentang para penonton bayaran tidak saya ketahui persisnya. Namun, yang membuat saya miris terkait dengan fenomena ini adalah seringnya para pengisi acara (artis) meledek atau mungkin juga menghina para penonton bayaran tersebut secara terang-terangan. Sering saya tangkap di beberapa acara seperti Bukan Empat Mata, Showimah, Pesbuker, dan beberapa acara lainnya mereka dihina (menurut saya sudah masuk kategori menghina) hanya gara-gara mereka penonton bayaran.

Fenomena penonton bayaran mungkin bisa dikatakan wajar. Selama ada demand di situ akan ada supply. Selama pemirsa disuguhi acara yang tidak menarik dan inspiratif (menarik di mata pemirsa belum tentu inspiratif, demikian juga sebaliknya) tidak akan ada pemirsa yang secara sukarela datang berbondong-bondong ke studio untuk secara langsung menyaksikan acara tersebut. Namun, yang saya tekankan selama penonton bayaran masih dibutuhkan, para pengisi acara (artis) sudah selayaknya turut pula menghargai mereka, jangan menghina mereka meskipun mereka datang bukan tanpa motif (upah dll). Bukankah demikian pokok dari simbiosis mutualisme?
Wassalam.

sumber:
yeano andhika-http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2014/02/06/fenomena-penonton-bayaran-633215.html

Musik!






Entah kata apa yang mampu menggambarkan arti musik. Musik memiliki berbagai macam aliran, nada, intonasi yang menghasilkan efek berbeda pula. Banyak orang yang bergantung kepada musik, bukan hanya sebagai profesi, ada juga yang hanya sekedar menyalurkan sebuah hobi, dan ada lagi yang menggunakan musik sebagai penyalur ekspresi dan perasaan yang sedang dirasakan.
Penulis sendiri tidak memiliki aliran yang pasti dalam bermusik, baik yang didengarkan atau penulis mainkan. Karena musik itu memiliki fungsi yang berbeda, setiap aliran berada di jalan nya sendiri. Ada yang penulis merasa cocok memainkannya saat suasana sedang sendu, ada yang cocok didengarkan saat suasana sedang ceria, dan banyak lagi lainnya.
Setidaknya, penulis merasa bersyukur atas karunia tuhan berupa musik. Musik memiliki arti yang sangat luas, namun yang pasti, musik mengisi celah kecil yang ada di setiap detik hidup manusia, dimana musik itu dialunkan, musik itu tidak hanya didengar, tapi juga dirasakan.

sumber gambar: http://www.sindotrijaya.com/uploads/news/resize3/not_balok.jpg

Review LG OPTIMUS G PRO E988




LG Optimus G Pro ini biasa disebut G Pro saja, penulis menggunakan handphone ini mungkin baru 2 bulan belakangan. Berukuran 5,5”, dengan layar full hd, di senjatai dengan chip snapdragon 600 dan kapasitas baterai 3200mah, siapa yang tidak tergiur dengan spesifikasi tersebut? Penulis sangat amat tergiur sejak tahun 2013, kala itu penulis bimbang antara memilih Samsung galaxy s3 atau g pro, namun saat itu penulis memilih membeli galaxy s3.
Berikut beberapa penilaian atas g pro yang penulis rasakan:


1.      Memiliki desain yang baik, memiliki tombol home di bawah, dan dikelilingi oleh notification light yang akan menyala sesuai aturan yang kita buat, cukup nyaman digenggam walau terasa besar, namun tidak cukup mengenakan jika dimasukkan ke dalam saku celana.
2.      Baterai cukup irit, namun penggunaan berbanding lurus dalam hal ini.
3.      Kualitas layar sangat baik, memiliki resolusi full hd yaitu 1920x1080, sangat jernih untuk layar seluas ini, membuat penulis tidak lagi memikirkan galaxy note 2.
4.      Earphone bawaannya yang bernama quadbeat, memiliki kualitas sangat amat baik, penulis pun merasa sayang untuk mengikut sertakan nya saat dimana penulis akan menjual g pro ini.
 
Demikian beberapa penilaian penulis terhadap produk dari lg yang saat ini penulis sedang gunakan, sampai jumpa di lain kesempatan, doakan penulis mampu membeli ipad mini retina display ataupun sebuah iphone 5s :)