Rabu, 02 Mei 2012

Zerg Rush

Nantinya apabila pengguna mengklik dua kali di halaman Google, akan turun banyak huruf "O" berukuran kecil dari atas, yang kemudian, menghancurkan semua hasil pencarian mesin Google, hingga akhirnya membentuk formasi huruf "G G" berukuran besar. Seperti dikutip dari Mashable, ini merupakan fitur easter egg terbaru dari yang bertema Zerg Rush. Easter egg ini merujuk pada game StarCraft 2 yang dibuat oleh Blizzard, perusahaan pengembang game World of Warcraft. Dalam permainan Starcraft 2 terdapat tiga jenis penghuni, yaitu Protoss, Terran dan Zerg. Zerg adalah bangsa alien. Para Zergs ini mempunyai pasukan unik dengan nama “Zergling” yaitu alien kecil yang tugasnya menyerang sebuah bangunan secara berkelompok. Apabila seorang pemain memiliki pasukan Zergling dalam jumlah besar dan menyerang ke arah musuh secara bertubi-tubi, maka ini disebut “Zergling rush“. Setelah mengetikkan Zerg Rush di kotak pencarian Google, Anda akan dihadapkan dengan sekelompok alien berupa huruf “O”. Tugas pengguna adalah melindungi hasil pencarian dari serangan alien “O” ini. Arahkan pointer mouse ke mereka dan klik untuk manghancurkannya. Huruf "O" ini akan berusaha menghancurkan setiap bagian dari hasil pencarian, termasuk menu di sebelah kiri. sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14243582

Lebah Menghilang = Manusia Musnah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja72UoPvuVqxLWmcrqA5nSitNGccY6xowog5r93tzdpzLtD9vQ6Kyii3gU1Y8_T5ElweyaRNnqqGkXY1n2rRd40Pekz3oOYB3epWsc2RmYwJ3bu8AHdeBO_It_E7JUKqSDypM0UrWHJB4/s400/lebah.jpg


Dunia saat ini terancam kehilangan lebah.

Pada tahun 2009, Pemerintah AS melaporkan terjadi penurunan koloni lebah hingga 29 persen. Penurunan misterius lebah itu juga telah dilaporkan di Eropa, Jepang, China, dan sejumlah negara lain sehingga mengancam pertanian tanaman yang bergantung pada lebah penyerbuk.

Di Indonesia: Pada setiap awal musim kemarau (Juni) hingga awal musim hujan (Desember), Kebun Raya Bogor biasa dipenuhi koloni lebah hutan (Apis dorsata). Pada bulan-bulan itu, Kebun Raya Bogor biasa ramai oleh dengung kepak sayap lebah hutan. Namun, suasana tiba-tiba berubah pada tahun 2010. Nyaris sepanjang tahun tak terdengar dengung Apis dorsata di sana. Peneliti lebah dari P2 Biologi LIPI, Sih Kahono, yang sejak 1993 meneliti lebah hutan di Kebun Raya Bogor, terkaget-kaget dengan situasi ini.

”Saya melihat beberapa peristiwa yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Irama alam kacau. Beberapa tanaman tidak berbunga. Ratusan ribu lebah dari 40 koloni yang biasanya muncul serempak dan pergi bersama-sama tak terjadi lagi,” kata Kahono.

Jika lebah musnah dari muka bumi ini, manusia hanya sanggup bertahan selama empat tahun. Tak ada penyerbukan, tak ada tanaman, tak ada binatang lagi, tiada lagi manusia. (Albert Einstein)

Ungkapan fisikawan Albert Einstein ini barangkali terlalu menyederhanakan, tetapi sebenarnya sangat masuk akal. Tanpa lebah, tak akan ada penyerbukan, setidaknya prosesnya akan berkurang drastis. Tiada penyerbukan berarti tiada makanan. Bagaimana manusia bisa bertahan tanpa makanan?

Catatan: Manusia dapat melakukan penyerbukan buatan. Tapi penyerbukan buatan itu juga tak sepenuhnya sukses, selain juga membuat ongkos produksi pangan menjadi tidak rasional lagi.

Hiriko,Mobil Unik yang bisa Dilipat

Mencari tempat parkir sering kali jadi masalah pelik, terutama di kawasan perkotaan yang padat. Sebuah mobil listrik berukuran mikro (electric microcar) kemudian dibuat dengan kemampuan melipat diri, demi menyesuaikan dengan lahan parkir yang makin terbatas. Mobil buatan MIT, Amerika Serikat ini bernama Hiriko. Tubuhnya yang kecil hanya memuat dua kursi. Saat diparkir, mobil ini bisa dikecilkan menjadi setengah ukuran semula. Tiga mobil Hiriko bisa muat di tempat parkir yang biasanya hanya untuk satu mobil ukuran biasa. Jika mobil kecil biasanya bermasalah dengan kemampuan manuver, tidak demikian dengan Hiriko. Mobil ini dilengkapi kemudi khusus bernama "robot-wheels" yang memungkinkannya berputar 180 derajat pada sumbu aksisnya. Mobil bertenaga baterai ini bisa berjalan sejauh 62 mil atau nyaris 100 km dalam sekali pengisian baterai. Sebuah komputer dibenamkan di dalamnya, dengan kemampuan mengenali lokasi dan secara otomatis membatasi kecepatannya pada batas yang dilegalkan. Selain itu sistem navigasinya mampu menghentak bagian ban untuk memberi tahu pengemudi arah yang harus ditempuh. Mobil futuristik ini akan diproduksi pada akhir tahun ini, dengan perkiraan harga sekitar 16.000 dolar atau sekitar Rp143 juta. Berminat? (Sumber: FoxNews.com)cocok nih buat kota jakarta

Dosa-dosa Pemerintah RI Terhadap Warga Perbatasan, Krayan, Nunukan, Kaltim

Berikut saya akan berikan 6 tulisan yang saya buat ketika masih menjadi reporter di Kaltim Post - Jawa Pos Group. Semoga bisa menambah wawasan dan membuat hati kita tergerak untuk segera membangun perbatasan. (1) Harga Kebutuhan Pokok Bergantung Cuaca Sudah banyak cerita sedih diumbar warga Kecamatan Krayan Induk, Kabupaten Nunukan, sejak bangsa ini merdeka tahun 1945. Sudah banyak pejabat kabupaten, provinsi, hingga pusat silih berganti berkunjung. Namun pembangunan tidak juga dilakukan. Kalaupun ada, terkesan seadanya. Di Kaltim terdapat 3 kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Ketiganya adalah Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat atau disingkat Manukubar. Dari ketiganya, terdapat 15 kecamatan yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Ironisnya, dari ke-15 kecamatan itu, terdapat beberapa kecamatan yang benar-benar tertinggal dan terisolir. Di antaranya adalah Krayan Induk dan Krayan Selatan, dua wilayah yang masuk Kabupaten Nunukan. Lebih ironis lagi, kedua daerah itu benar-benar masih bergantung pada negara tetangga kita untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pasalnya, di daerah ini belum ada jalan darat dan hanya bisa ditempuh melalui transportasi udara. Untuk datang ke kedua wilayah ini, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Rp 700 ribu untuk sekali penerbangan tanpa subsidi. Jika disubsidi, biaya yang dikeluarkan menjadi Rp 230 ribu dari Tarakan dan Rp 280 ribu dari Nunukan. Maskapai penerbangan yang melayani rute ini, yakni Susi Air. Ada juga MAF (Mission Aviation Fellowship) yang sesekali melakukan penerbangan dengan misi keagamaannya. Ada pula Sabang Merauke Air Charter (SMAC) yang kini sudah tidak beroperasi sejak terjatuhnya pesawat ini di hutan Kampe Gunung Kijang, Kepulauaan Riau. Sehingga, maskapai yang rutin mendatangi wilayah ini hanya Susi Air yang rata-rata dikemudikan warga negara asing (WNA) setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Ribuan warga Krayan benar-benar bergantung keahlian sang pilot. Sebab, penerbangan ke Krayan sangat bergantung pada cuaca yang nyaris tak menentu. Jika berkabut, penerbangan akan dibatalkan. Akibat belum tembusnya jalan darat ini, maka hampir 90 persen kebutuhan hidup ribuan warga Krayan diambil dari Malaysia. Itupun tergantung kebaikan para penjaga perbatasan negara yang mengaku saudara serumpun ini. “Kalau yang jaga perbatasan tentara dari Semenanjung, maka warga harus siap-siap membatasi barang bawaan. Seperti kejadian beberapa waktu lalu, setiap orang hanya dibatasi membawa 1 kilo gula,” tutur Kepala Adat Krayan Darat, Yagung Bangau. Perjalanan dari Krayan menuju perbatasan juga tidak mudah. Jarak 15 kilometer harus mereka tempuh untuk mencapai garis perbatasan dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Jika hujan, mereka berjalan kaki. Jauhnya jarak yang harus ditempuh dengan kondisi jalan tanah dan cuaca yang tak menentu, membuat harga barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan hingga beberapa kali lipat dari harga awal. Seperti harga minyak tanah yang mencapai Rp 22 ribu per liter, premium dijual Rp 40 ribu per liter, daging ayam dijual Rp 65 ribu per kilogram. Harga semen pun bisa mencapai Rp 600 ribu per sak. Semua harga itu adalah harga jika jalan dapat ditempuh dengan kendaraan. Jika hujan, maka harga akan merangkak naik lagi. Bisa dibayangkan betapa berat beban hidup yang harus ditanggung warga Krayan. Apalagi ribuan warga hanya mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian mereka. Selain garam gunung yang mereka hasilkan. Tapi sebanyak-banyaknya hasil yang diperoleh, tetap saja masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Seorang warga Krayan, Mes Kanter (35), yang berprofesi sebagai sopir, kepada media ini mengatakan, warga Krayan sudah bosan dan muak dengan kunjungan para pejabat, karena tak berdampak pada kehidupan mereka. “Seakan-akan kami ini hanya subyek untuk dikunjungi. Kalau pemerintah benar-benar peduli, seharusnya jalan tembus ke Malinau sudah jadi sejak dulu. Tapi sampai sekarang, kami tetap saja beli barang kebutuhan pokok ke Malaysia,” tegas pria yang memiliki mobil jenis Hiline dan bernomor polisi Malaysia ini. (http://akbarciptanto.wordpress.com)

Koboy PalMerah

baru baru ini terjadi sebuah aksi aroganisme antara tni dan pengendara motor, dari yang saya baca saya sendiri bingung menyimpulkannya. ada berita yang mengatakan bahwa tni nya yang arogan dan ada pula yang mengatakan bahwa pengendara motornya yang salah. berikut sebuah foto yang sempat di dokumentasikan :
terlepas dari siapa yang salah atau siapa yang benar, mari kita ambil sebuah pelajaran, bahwa apapun jabatan kita, kita tetap sama sama manusia yang diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah. jadi tidak perlu ada yang dibanggakan dari apa yang kita punya. tetap saling menghargai sesama manusia itu indah kok. :)