Rabu, 02 Mei 2012

Lebah Menghilang = Manusia Musnah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja72UoPvuVqxLWmcrqA5nSitNGccY6xowog5r93tzdpzLtD9vQ6Kyii3gU1Y8_T5ElweyaRNnqqGkXY1n2rRd40Pekz3oOYB3epWsc2RmYwJ3bu8AHdeBO_It_E7JUKqSDypM0UrWHJB4/s400/lebah.jpg


Dunia saat ini terancam kehilangan lebah.

Pada tahun 2009, Pemerintah AS melaporkan terjadi penurunan koloni lebah hingga 29 persen. Penurunan misterius lebah itu juga telah dilaporkan di Eropa, Jepang, China, dan sejumlah negara lain sehingga mengancam pertanian tanaman yang bergantung pada lebah penyerbuk.

Di Indonesia: Pada setiap awal musim kemarau (Juni) hingga awal musim hujan (Desember), Kebun Raya Bogor biasa dipenuhi koloni lebah hutan (Apis dorsata). Pada bulan-bulan itu, Kebun Raya Bogor biasa ramai oleh dengung kepak sayap lebah hutan. Namun, suasana tiba-tiba berubah pada tahun 2010. Nyaris sepanjang tahun tak terdengar dengung Apis dorsata di sana. Peneliti lebah dari P2 Biologi LIPI, Sih Kahono, yang sejak 1993 meneliti lebah hutan di Kebun Raya Bogor, terkaget-kaget dengan situasi ini.

”Saya melihat beberapa peristiwa yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Irama alam kacau. Beberapa tanaman tidak berbunga. Ratusan ribu lebah dari 40 koloni yang biasanya muncul serempak dan pergi bersama-sama tak terjadi lagi,” kata Kahono.

Jika lebah musnah dari muka bumi ini, manusia hanya sanggup bertahan selama empat tahun. Tak ada penyerbukan, tak ada tanaman, tak ada binatang lagi, tiada lagi manusia. (Albert Einstein)

Ungkapan fisikawan Albert Einstein ini barangkali terlalu menyederhanakan, tetapi sebenarnya sangat masuk akal. Tanpa lebah, tak akan ada penyerbukan, setidaknya prosesnya akan berkurang drastis. Tiada penyerbukan berarti tiada makanan. Bagaimana manusia bisa bertahan tanpa makanan?

Catatan: Manusia dapat melakukan penyerbukan buatan. Tapi penyerbukan buatan itu juga tak sepenuhnya sukses, selain juga membuat ongkos produksi pangan menjadi tidak rasional lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar