Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperkuda jabatan
Sekalipun mereka memberi jawaban, apa yang terucap dari mulut para pemimpin? “sabar” hanya itu yang terucap, tidak dilebihkan malah mungkin dikurangi. Entah apalagi yang rakyat Indonesia harus lakukan untuk membuka mata hati dan pikiran para pemimpinnya. Demonstrasi baik anarkis maupun terpimpin sudah dilakukan, apakah perlu ada kekerasan yang terjadi baru para pemimpin dapat menjadi lebih baik?
Kenyataan yang harus kita hadapi, tidak ada lagi kebebasan di negeri sendiri. Kita tinggal bersama di Indonesia tercinta, dimana menjadi tanah air dari seluruh bangsa Indonesia. Namun kenyataannya bangsa Indonesia malah terjajah oleh para pemimpinnya sendiri. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tidak lagi sesuatu yang haram bagi mereka. Hamper setiap hari disiarkan melalui media elektronik dan berbagai media lainnya banyak para pemimpin kita tertangkap basah menggelapkan uang rakyat demi kepentingannya sendiri, namun apakah dengan begitu mereka malu? Kenyataannya TIDAK!! Entah apa yang dapat membuat mereka berhenti, rasa malu para pemimpin kita mungkin sudah terpupuk dengan materi.
Rakyat Indonesia mau tidak mau harus menerima kenyataan pahit ini, sebuah cita-cita indah masa kecil, kini tinggal cerita. Tak ada lagi perwujudan nyata dari cerita cerita tersebut. Kebahagiaan para balita terenggut dengan keserakahan orang tua (para pemimpin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar