Minggu, 12 Juni 2011

Kehidupan dan Kematian

Manusia harus percaya kepada Yang Suci dan terlibat didalamnya. Kalau tidak maka yang suci menyembunyikan dirinya didalam selubung yang tidak dapat dilalui yang pada hakikatnya adalah selubung jiwa-jiwa rendah manusia. Nafs menurut para sufi-yang menyelubungi inti wujud manusia yang abadi, kemudian memutuskannya dari penglihatan Yang Suci. Hidup dan kehidupan dapat menjadi sarana untuk mengingatkan kembali manusia akan kedamaian, ketenangan, dan kegembiraan melalui apa yang dia cipta dan yang dia cari sepanjang masa.

Disadari atau tidak disadari, yang hanya bisa dia dapatkan apabila mencapai suatu kesadaran tertentu tentang kesucian dan sepakat bahwa dia harus menyerahkan dirinya kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Begitu juga dalam tasawuf, hidup dan kehidupan dipandang sebagai buah pengamatan, dan hasil sekunder ekspresi kebenaran spiritual, dari seseorang yang telah mencapai kebenaran itu dan hidup dalam keselarasan alam (thab'i mawzun), yang dirasakan oleh mereka yang juga memiliki sifat selaras seperti itu.

Hal tersebut tepat sekali karena hidup dan kehidupan merupakan buah dari visi spiritual sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan intelektual dan juga merangsang adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia. Pada akhirnya satu-satunya hal mendasar yang dimiliki hidup dan juga kehidupan, sebagaimana paham tradisional, adalah ruh (spirit), dan yang lainnya nafs (jiwa). Menurut istilah Islam adalah suci, karena berperan sebagai sarana untuk kembalinya manusia menuju dunia spiritual.

Namun kemungkinan ini, yakni kembali ke dunia yang lebih tinggi, tak dapat dipisahkan dari realitas, penurunan dari yang atas, karena pada dasarnya hanya yang datang dari dunia spiritual itulah yang dapat bertindak sebagai sarana kembalinya manusia ke dunia yang lebih tinggi. Oleh karena itu nafs (jiwa), suci manusia menandakan adanya keajaiban melalui nilai spiritual dalam dunia material, dari surga ke bumi.

Ia (nafs) merupakan sebuah gema dari surga untuk mengingatkan manusia di bumi ini akan tempat asalnya, Surga. Untuk memahami makna kesucian kita harus memahami pandangan tradisional mengenai realitas, baik kosmik maupun metakosmik, didalam keterbatasan manusia yang hidup dan tetap hidup di pelosok dunia. Kini dalam pandangan tradisional mengenai hidup dan kehidupan pada umumnya adalah realitas hidup dan kehidupan manusia itu sendiri.

Realitas adalah multi-struktur, yakni mempunyai berbagai tingkat eksistensi. Realitas berasal dari yang esa, dan terdiri atas berbagai tingkat. Sesuai dengan kosmologi Islam dan dapat diringkas sebagai hidup dan kehidupan psikis, hidup dan kehidupan fisik (material). Manusia hidup di alam material namun sekaligus dikelilingi oleh seluruh tingkat eksistensi yang lebih tinggi diatasnya. Manusia tradisional hidup dalam kesadaran akan realitas ini sekalipun. Pengetahuan metafisik dan kosmologisnya diluar pengetahuan orang mu'min kebanyakan dan disediakan bagi elit intelektual. Karena suatu tradisi mencakup seluruh kehidupan dan aktivitas manusia, pada suatu masyarakat tradisional.

Mungkin ada sebagian yang hidup dengan menampakkan kualitas keduniawian dan masih tradisional namun tidak mungkin menunjuk contoh ikhwan kehidupan suci yang duniawi atas diri manusia.

Didalam kitab suci Al-Qur'an telah disebutkan: “Hai manusia sesungguhnya janji Allah Adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu”. (Q.S. 35 : 5)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara sesama kamu serta berbangga-bangga tentang (kecantikan-ketampanan), banyak harta, ilmu dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian tanaman itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian dia menjadi hancur. Dan diakhirat nanti ada azab yang keras atau ampunan dari Allah serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan tipuan semata”. (Q.S. 57 : 20)

Makna universal dari hidup dan kehidupan manusia dalam pengertian tradisional tentu saja tanpa menghilangkan perbedaan-perbedaanya dengan kesucian jiwa dari masing-masing manusia itu sendiri. Karena aspek kesucian sudah menetap lama dalam rahiim seorang ibu yang mengandung bayinya. Hal ini pulalah yang merefleksikan prinsip-prinsip spiritual dalam cara yang tidak langsung.

Kehidupan manusia tradisional dalam seluruh aspeknya mulai dari bekerja sampai makan dan tidur, mempunyai makna spiritual, sekalipun demikian ibadah yang khusus tetap dibedakan dari irama kehidupan sehari-hari, dan lebih secara langsung memantulkan prinsip-prinsip yang mengatur seluruh kehidupan. Dengan cara yang sama kehidupan jiwa suci menjadi bagian dari kehidupan tradisional yang dipadukan dengan seluruh kehidupan manusia dan dihubungkan dengan tindakan membuat dan berbuat sesuatu, yang secara langsung dipertalikan dengan ritus-ritus dan simbol-simbol spiritual keagamaan.

Berdasarkan kenyataan ini maka kelangsungan hidup manusia dan kelangsungan hidup suatu agama ada pertalian yang amat erat sekali, sekalipun setelah struktur masyarakat tradisional semakin lemah bahkan hancur sebagaimana kita saksikan dibeberapa bagian bumi dijaman modern ini. Orang-orang bijak masa lampau mengatakan bahwa, ”hidup dan kehidupan merupakan jembatan antara dunia material dan dunia spiritual, maka tidak dapat dipisahkan dari agama tertentu“.

Kualitas yang diusahakan “tradisional” menyinggung keseluruh manifestasi suatu kehidupan tradisional yang memantulkan prinsip-prinsip spiritual kehidupan itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan yang suci terutama yang dipergunakan dalam bidang pencarian jati diri seseorang dalam mengarungi hidup fisik yang amat singkat ini, dimaksudkan untuk manifestasi tradisional. Yang secara langsung berhubungan dengan prinsip-prinsip spiritual, yaitu : “Ritus religius dan inisiatik (silsilah) serta perbuatan yang mempunyai suatu subyek yang suci walau seringkali terjadi talbisu (tipuan) dunia atas diri manusia yang larut dalam glamournya dunia.

Rasulullah Saw pernah mengatakan mengenai dunia ini: “Dunia umurnya sudah tua sekali, dan berwujud seorang nenek-nenek yang memakai gaun indah serta perhiasan emas permata yang menempel diseluruh tubuhnya”.

Jadi kesimpulannya, dunia itu semakin tua dan semakin merangsang manusia untuk berebut memilikinya dengan berbagai macam cara dan gaya. Tidakkah mereka menyadari bahwa dunia itu hanyalah tempat ujian berupa sawah ladang? Agar manusia bercocok tanam diatasnya yang pada akhirnya mereka semua akan memetik dari apa-apa yang telah ditanamnya.

Tuhan yang Maha Agung memiliki rahasia didalam hati manusia sebagaimana api dalam besi. Begitu pula halnya bagi mereka yang telah melewati tingkatan pertama dalam pengembangan dan penyempurnaan jiwa yang mengarah menuju alam ruh, akan mencapai tingkat kesempurnaan spiritual melalui suatu cara, sehingga dimensi batin dan spiritual dapat mewujud didalamnya, kemudian membawa jiwa orang yang memenuhi kualifikasi untuk melakukan pendakian spiritual menuju persatuan dengan Sang Kekasih.

Jadi lebih dari itu, mereka mempunyai tiga sifat realitas batin utama. Pertama adalah penyusutan (qabdh). Dalam sifat realitas batin tertentu dari jiwa manusia harus mati, karena realitas ini berhubungan dengan kezuhudan dan kesalehan serta manifestasi atau “teofani” (tajalli), nama-nama Tuhan Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Perkasa.

Sifat realitas batin kedua adalah perluasan (basth), yakni ada aspek jiwa manusia yang diperluas sehingga eksistensinya melampaui batas-batasnya sendiri, sehingga ia memeluk seluruh alam semesta, karena realitas batin ini diiringi kebahagiaan dan ekstase, serta merupakan manifestasi nama-nama Tuhan Yang Maha Indah lagi Maha Pengasih.

Sifat realitas batin yang ketiga adalah persatuan dengan yang maha benar (wi'shalbi al-haqq) melalui pencapaian peleburan (fana) dan kekekalan (baqa). Karena pada realitas batin ini ahli makrifat telah melewati seluruh maqamat lainnya dan ia dapat merenungkan wajah sang kekasih.

KEMATIAN FISIK

Kematian adalah keyakinan ilahiah sekaligus menjadi sumber keberadaan dan kehidupan fisik manusia yang telah usai. Kematian berasal dari karunia Tuhan dan terletak dalam salah satu bagian inti ajaran Islam. Ia merupakan sebuah kunci yang diberikan kepada manusia agar dapat menguak rahasia dibalik kematiannya sendiri, karena manusia berada diantara dua dunia kesunyian yang dalam hal tertentu berarti ganda (ambigu) dan tidak diketahuinya.

Yang pertama adalah masa sebelum lahir, dan yang kedua adalah masa setelah kematian. Kehidupan manusia berada diantara keduanya yang antara sekejap seperti tangisan sesaat yang secara tiba-tiba memecahkan kesunyian abadi sekadar untuk bersatu dengan-Nya.

Dengan bantuan doktrin dan metode spiritual, manusia mampu memahami siapa dirinya, dengan meninggalkan apa saja yang menyesatkannya untuk mengetahui hakikat dirinya. “Dalam kematian, manusia dibebaskan darinya melalui transformasi batin yang terjadi kapan dan dimanapun. “ Akibatnya dalam kerangka kehidupan normalnya dia mampu mendengar irama batin kesunyian yang kekal abadi dari seluruh makhluk dan dibalik kebisingan kehidupan sehari-hari

Sumber: MK Al- Mukarramah, Faridhal Attros Al Kindhy Asy'ari

Kamis, 05 Mei 2011

mengupas tokoh ibu Halimah


Ibu halimah adalah salah satu dari 2 karakter guru dalam film laskar pelangi. Beliau memerankan perannya dengan sangat baik dimana beliau harus bisa menjadi panutan bagi anak didiknya di sebuah sekolah islam satu satunya di daerah tersebut. Namun keadaan dan situasi pada saat itu sangatlah sulit, dimana ketidakmampuan ekonomi membatasi gerak langkah ibu halimah dan anak didiknya. Patut dicatat, bahwa sekolah islam tersebut adalah golongan sekolah tidak mampu, para orang tua murid pun banyak yang tidak mau menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.




Tapi di tangan bu halimah, anak anak didiknya diberi sebuah julukan, yaitu LASKAR PELANGI. Bu halimah selalu menemani mereka, mengajari dan menunjukkan bagaimana kehidupan. Meski di tengah gempuran badai ekonomi yang begitu sulit, bu halimah tetap setia pada sekolah islam tersebut dan juga pada anak didiknya, hingga sampai pada akhirnya kesuksesan didapatkan oleh anak didiknya, dimana seorang dari anak didiknya memenangkan perlombaan pendidikan.

sebab sebab kegelisahan serta cara mengatasinya

Sebab – sebab orang gelisah.

Apabila kita kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak hak nya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh :

Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan) orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul terus menerus dan disambung bersaut sautan makin lama makin dekat, tentu orang orang orang akan gelisah. Gerangan apakah yang akan terjadi ? meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

Usaha – usaha mengatasi kegelisahan.

Mengatasi kegelisahan ini pertama tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Contoh :

Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.

Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akiat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak mersakan lagi adanya kerasa kecemasan/kegelisahan dalam jiwa kita.

Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada nya. Kita harus percaya bahwa tuhanlah yang maha kuasa, maha pengasih, maha penyayang dan maha pengampun

sumber : bukuMKDU ilmu budaya dasar

Selasa, 29 Maret 2011

Ratu Bilqis

Ratu bilqis adalah pemimpin dari sebuah kerajaan. Dia adalah pemimpin dari kerajaan tersebut. Seorang wanita yang rupawan dan cantik di negerinya. Namun sayangnya, pada saat itu ratu bilqis adalah penyembah matahari.

Sampai pada suatu hari, berita tersebut terdengar oleh nabi sulaiman, dan segeralah nabi sulaiman mengirimkan ultimatum dengan mengirim seekor burung yang membawa surat dengan isi yang memerintahkan ratu bilqis dan para pengikutnya untuk memeluk agama islam dan meninggalkan kesesatan.

Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya bertemulah nabi sulaiman dengan ratu bilqis, saat itu pula ratu bilqis terkagum kagum dengan pesona nabi sulaiman, setiap tingkah laku, gerak gerik, membuat ratu bilqis semakin terpesona. Dan pada akhirnya terjalin lah cinta kasih diantara mereka berdua

Katedral

Pembangunan katedral diprakarsai oleh Ivan si “Kejam” dan dibangun antara tahun 1555 dan 1561 di Moscow, Rusia untuk memperingati direbutnya Kekhanaan Kazan. Pada tahun 1588, Tsar Vedor Ivanovich menambahkan kapel di sisi timur di atas kuburan Vassily Blazhenny (Basil), seorang Santo yang dijadikan sebagai nama katedral ini.

Konsep awal katedral ini adalah sebuah kumpulan kapel, masing-masing dipersembahkan kepada setiap santo yang hari pestanya jatuh pada saat Tsar menang dalam suatu pertempuran. Namun pembangunan sebuah menara tunggal mempersatukan ruang-ruang ini menjadi satu katedral. Menurut legenda, Ivan memerintahkan agar sang arsitek, Postnik Yakovlev, dijadikan buta agar ia tidak membangun bangunan yang lebih indah untuk orang lain.



Di atas adalah sedikit cerita tentang sebuah bangunan yang dipergunakan sebagai tempat ibadah (do’a) untuk pemeluk agamanya. Katedral merupakan bangunan yang hampir semua orang tau tentangnya. Katedral seolah olah menjadi icon untuk tempat ibadah bagi umat Kristen. Berbeda dengan umat islam dimana masjid Istiqlal lah yang menjadi icon tempat ibadah. saya tidak dapat menjelaskan lebih rinci tentang katedral ini, karena saya sendiri sebagai penulis, belum pernah memasukinya :)

Selasa, 22 Maret 2011

Pandangan Hidup dan Ideologi

PANDANGAN HIDUP

A. Pengertian pandangan hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandagan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandgan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dari tempat hidupnya.

Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya, atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :

a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya

b. Pandagan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut

c. Pandagan hidup hasil renungan yaitu pandgan hidup yang relative kebenarannya

PENGERTIAN IDEOLOGI

Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:


a. Destut De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
1. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
2. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

Liberalisme


Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:


1. inti pemikiran : kebebasan individu
2. perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara
3. landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.
4. system pemerintahan (harus): demokrasi

Konservatisme


Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:


1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter



Sumber :

Buku MKDU gunadarma

http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2005723-pengertian-ideologi/

http://abasozora.wordpress.com/2008/11/15/a/

Keadilan

A. Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah ekalayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak adilan.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.

Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurt Socrates, keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melakasanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.

Kong Hu Cu berpendapat lain : keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B. BERBAGAI MACAM KEADILAN

· Keadilan legal atau keadilan moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang mnerut sifat dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat plato itu diseut keadilan moral, sedangkan sunto menyebutnya keadilan illegal.

· Keadilan distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal hal yang tidak smaa secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara ali dan budy, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata ali menerima rp. 100.000 maka budi harus menerima rp. 50.000. akan tetapi bila besar hadiah ali dan budi sama, justru hal tersebut tidak adil.

· Keadilan komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara keterbtiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

sumber : Buku MKDU gunadarma